Bila Kutitipkan
bila kutitipkan dukaku pada langit
pastilah langit memanggil mendung
bila kutitipkan resahku pada angin
pastilah angin menyeru badai
bila kutitipkan geramku pada laut
pastilah laut meggiring gelombang
bila kutitipkan dendamku pada gunung
pastilah gunung meluapkan api
tapi…
akan kusimpan sendiri mendung dukaku
dalam langit dadaku
kusimpan sendiri badai resahku
dalam angin desahku
kusimpan sendiri gelombang geramku
dalam laut pahamku
kusimpan sendiri api dendamku
dalam gunung resamku
kusimpan…sendiri…
sebenarnya aku mencari buku kumpulan taufik ismail, bahkan setelah mengitari semua stan aku tidak menemukan buku itu. tapi di sebuah stan aku melihat buku Gus Mus dan di dalamnya ada sebuah puisi indah yang akhirnya kuhapalkan.
meski buku Gus Mus ini bukan kumpulan puisi tapi aku tetap membalinya untuk seoarang kawan.dan alasan kedua aku membelinya karena aku sangat menyukai puisi yg satu ini.kata-katanya adalah kata-kata sederhana tapi bisa menggambarkan perasaan sang penulis secara utuh tanpa mengalami kesulitan untuk dipahami.
Hehe… Jika boleh tau, sejak kapan aprina menyukai puisi.. ? Slm kenal ya dan jgn lupa baca juga tulisanku yg tidak seberapa ini..
kenapa di kasihkan buat kawan?
izin ikutan baca dan ngopy puisinya ya…salam kenal
@ deyzone : sudah lma sejak SMA
@Mifta : biar kawanku bisa sedikit romantis
@Firdaus : monggo silahkan
Memang puisi yang indah ya ?
Salam kenal… 🙂
iya ni bagus benerrrr….saya copy untuk blog saya ya mba..
silahkan untuk di copas
waduh rada ga mudeng, kalo photoshop, colerdraw, pageMaker aku mudeng.. he,,he…he…